Senin, 26 November 2018

Listrik Statis


1.                 Pengertian Listrik Statis
Listrik statis adalah suatu kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tidak mengalir atau tetap (statis), tapi jika terjadi pengosongan muatan akan memakan waktu yang cukup singkat. Atau definisi listrik statis yang lainnya yaitu suatu fenomena kelistrikan yang dimana muatan listriknya tidak bergerak dan biasanya terdapat pada benda yang bermuatan listrik.
Dapat dikatakan juga listrik statis timbul karena adanya fenomena dimana benda-benda yang memiliki aliran listrik saling berpautan tanpa adanya sumber daya listrik atau dengan kata lain benda tersebut dapat menghasilkan proton maupun elektron tanpa menggunakan elemen pembangkit energi listrik. Listrik statis dapat ditimbulkan oleh dua benda yang memiliki muatan listrik berbeda.
contoh dari listrik statis
 






Petir adalah fenomena listrik statis.
Apa itu proton dan elektron? Muatan listrik ada 2 macam diantaranya muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron). Benda yang memiliki muatan positif dan negatifnya sama disebut dengan benda netral. Ada juga benda yang memiliki muatan positif dan muatan negatif. Benda disebut bermuatan positif jika benda tersebut memiliki jumlah proton lebih banyak daripada jumlah elektorn, lalu benda disebut bermuatan negatif jika benda tersebut memiliki jumlah elektorn lebih banyak daripada jumlah proton.
Salah satu contoh peristiwa timbulnya listrik statis yaitu penggaris plastik yang digosok-gosokanan pada rambut kering, lalu di dekatkan pada kertas yang sudah dirobek kecil-kecil maka kertas tersebut akan tertarik oleh penggaris jadi seolah-olah penggaris seperti magnet yang dapat menarik benda, padahal itu merupakan adanya listrik statis. Kenapa bisa seperti itu? sebab serpihan kertas yang asalnya bermuatan netral akan terinduksi akibat tertarik muatan negatif yang terdapat pada penggaris.

Penggaris plastik yang dapat menarik sobekan kertas.
Listrik statis pada penggaris sehingga dapat menarik sobekan kertas.
2.                 Penerapan Listrik Statis
Penerapan listrik statis sudah dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan tersebut mendatangkan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa contoh penerapan dari listrik statis:
a.    Alat Penggumpal Asap Untuk Menggurangi Polusi
Pada tahun 1906, seorang kimiawan Amerika, Frederick Gardner Cottrel, berhasil menemukan suatu alat yang berfungsi untuk menggumpalkan asap yang keluar dari cerobong asam pabrik sehingga dapat menekan polusi udara. Alat sederhana ini bekerja berdasarkan prinsip gaya Coulomb dan induksi muatan. Caranya adalah dengan memasang dua logam yang mempunyai muatan besar tetapi berlawanan tanda pada cerobong asap pabrik. Partikel asap yang mengalir melewati cerobong akan terinduksi sehingga memiliki muatan induksi. Muatan yang dihasilkan ada yang positif dan ada yang negatif. Partikel asap tersebut akan tarik menarik sehingga membentuk partikel yang lebih besar dan berat. Bertambahnya berat partikel mengakibatkan partikel tidak ikut mengalir ke atas bersama asap. Partikel itu akan jatuh di dasar cerobong.
b.      Pengecetan Mobil
Pada saat cat disemprot, butiran halus cat akan memiliki muatan karena bergesekan dengan udara. Permukaan mobil yang akan dicat diberi muatan yang berlawanan dengan muatan butir-butir cat agar butiran cat dapat tertarik ke permukaan mobil tersebut. Cara ini sangat efektif diterapkan pada permukaan yang tidak rata. Hal ini terjadi karena butir cat menempel dengan mengikuti medan listrik yang ada. Akibatnya, butir-butir cat akan menutupi semua permukaan mobil yang mungkin tersembunyi dari semprotan cat. Dengan demikian, cara ini dapat menghasilkan hasil pengecatan yang rata dan menjangkau tempat yang tersembunyi.
c.       Mesin Fotokopi
Mesin fotokopi memiliki bagian utama berupa pelat foto konduktif. Pelat ini tidak mampu menghantarkan listrik ketika berada dalam ruang yang gelap. Pelat konduktif ini baru akan menghantarkan listrik jika dikenai cahaya. Mula-mula pelat foto konduktif diinduksi dengan menggerakkan kawat bermuatan listrik negative di sepanjang permukaannya. Dengan begitu, di permukaan pelat foto itu akan terbentuk muatan induksi yang bermuatan positif. Ketika kertas yang akan difotokopi disinari, pantulan cahaya mengenai pelat foto konduktif yang telah mengandung muatan induksi. Akibatnya, terbentuk muatan listrik persis seperti pada kertas yang akan dikopi. Kemudian, tinta yang bermuatan negatif disemprotkan pada pelat. Selanjutnya, tinta itu dipindahkan ke kertas lain untuk membuat fotokopinya. Ketas ini dipanaskan agar tinta menempel kuat.
3.                 Proses Terjadinya Listrik Statis
Peristiwa listrik statis dapat terjadi baik pada isolator maupun konduktor. Peristiwa listrik statis terjadi setelah adanya materi yang menjadi bermuatan karena proses gesekan (gosokan). Diistilahkan dengan charging by friction, atau menjadi bermuatan karena gesekan. Gesekan atau gosokan antara dua materi ini akan membuat electron dari atom materi yang satu berpindah ke atom materi yang lain, sehingga kedua materi menjadi bermuatan. Materi yang melepaskan elektronnya, menjadi bermuatan positif, sebaliknya bermuatan negatif. Jadi, perpindahan elektron pada peristiwa listrik statis terjadi karena proses gesekan atau gosokan.
Setelah materi menjadi bermuatan listrik maka terjadilah peristiwa listrik statis, seperti penggaris plastik bermuatan menarik serpihan kertas. Penggaris plastik yang awalnya tidak bermuatan atau netral digosok-gosok dengan kain wol, elektron-elektron yang ada pada kain wol akan berpindah ke penggaris plastik tersebut. Akibatnya, penggaris plastik disebut sebagai benda yang bermuatan listrik negatif. Ketika penggaris tersebut didekatkan ke sobekan kertas, sobekan kertas akan tertarik oleh penggaris. Hal tersebut menunjukkan bahwa benda yang bermuatan listrik negatif dapat menarik benda-benda ringan di sekitarnya yang bermuatan listrik positif.








Sumber :
-          https://www.gurupendidikan.co.id/listrik-statis-pengertian-penerapan-dan-proses-terjadinya-beserta-contohnya-secara-lengkap/

Senin, 15 Oktober 2018

Ringkasan Keselamatan Kerja



1.     Pengertian K3
Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.

2.     Tujuan Penerapan K3
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang- Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :

a.         Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
b.        Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
c.        Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional

3.     Pelaksanaan K3 Yang Baik dan Benar
Mungkin di setiap perusahaan ada program K3, tetapi tidak semua perusahaan menggerakkan program K3 itu dengan baik dan benar karena dikarenakan oleh beberapa aspek. Sebenarnya, penerapan K3 yang baik dan benar itu mudah, yakni :
a.       Memelihara sebagian peralatan kerja
Perusahaan harus senantiasa memelihara kondisi perlengkapan agar senantiasa dalam kondisi yang baik. Karena jika ada yang salah dalam sebagian perlengkapan kerja karyawan, dapat memberi dampak yang buruk pada karyawan itu.
b.      Melakuka pengontrolan peralatan kerja dengan berkala.
Hal semacam ini bermanfaat untuk mengetahui mana sebagian perlengkapan yang mengalami kerusakan agar dapat diperbaiki dan tidak memberi bahaya pada karyawannya.
c.       Memperkerjakan petugas kebersihan agar melindungi kebersihan perusahaan.
Kebersihan lingkungan perusahaan pasti akan melindungi kesehatan para karyawannya. Karena lingkungan yang kotor akan membawa penyakit.
d.      Sediakan sarana yang memadai.
Fasilitas-fasilitas di sini seperti kantin, karena setiap karyawan pasti memerlukan makan saat jam istirahat mereka hingga mereka memerlukan kantin untuk tempat mereka beristirahat setelah bekerja.
e.       Rencana program K3 yang terkoordinasi.
Biasanya, hampir banyak dari perusahaan yang program K3 nya kurang terkoordinasi di semua bagian-bagian perusahaan hingga penerapan program K3 tidak terwujud dengan baik.
f.       Bertindak dan menilai proses keselamatan kerja.
Jika ada yang mengalami kecelakaan, pasti perusahaan harus meninjak lanjuti tentang hal itu. Baik dari sisi tanggung jawab pada karyawan itu, juga mencari tahu apa penyebab kecelakaan itu terjadi agar tidak terulang pada karyawannya yang lain.

4.     Dampak Apabila Suatu Perusahaan Tidak Menerapkan K3
Karena program K3 yang sangat penting untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para karyawan perusahaan, pasti perusahaan akan memperoleh dampak yang buruk jika perusahaan tidak memberi pelayanan K3 pada karyawannya, seperti :


a.       Terjadinya cidera bahkan dapat menimbulkan kematian pada tenaga kerja.
Hal semacam ini dikarenakan perusahaan tidak melakukan pemeliharaan dan pengecekan berkala pada sebagian perlengkapan yang ada di perusahaan itu. Karena mungkin perlengkapan itu rusak. Karyawan akan mengalami cidera bila K3 tidak diterapkan, bahkan yang terparah dapat menyebabkan kematian.
b.      Menyebabkan penyakit.
Minimnya kebersihan lingkungan perusahaan karena tidak terawatnya lingkungan itu, dapat jadi sarang penyakit. Hingga kesehatan karyawan pun terancam.
c.       Memberi kerugian.
Jika banyak tenaga kerja yang mengalami kecelakaan, pasti perusahaan juga akan mengalami kerugian karena perusahaan harus menanggung biaya kecelakaan dari karyawan itu. Ditambah dengan berkurangnya karyawan yang ada diperusahaan itu.
d.      Sistem kerja di perusahaan terhambat.
Karena K3 yg tidak diaplikasikan sampai menyebabkan kecelakaan, pasti sistem kerja di perusahaan itu juga akan terganggu dan terhambat. Karena berkurangnya karyawan yang bekerja di perusahaan itu hingga sistem kerja jadi lebih lambat dari biasanya.

Senin, 30 April 2018

Pengertian Total Productive Maintenace



11.      Apa itu Total Productive Maintenace (TPM) ?

Total Productive Maintenance atau disingkat dengan TPM adalah suatu sistem yang digunakan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas produksi melalui perawatan perlengkapan dan peralatan kerja seperti Mesin, Equipment dan alat-alat kerja. Fokus utama Total Productive Maintanance atau TPM ini adalah untuk memastikan semua perlengkapan dan peralatan Produksi beroperasi dalam kondisi terbaik sehingga menghindari terjadinya kerusakan ataupun keterlambatan dalam proses produksi.
Total Productive Maintenance (TPM) merupakan konsep inovatif Jepang yang berawal dari penerapan Preventive Maintanance pada tahun 1951. Konsep Preventive Maintenance ini sendiri merupakan konsep yang diadopsi dari Amerika Serikat. Nippondenso yang merupakan pemasok Toyota adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan konsep TPM pada tahun 1960 dengan slogan “Productivity Maintenance with total Employee Participation”. Seiichi Nakajima yang saat itu menjabat sebagai Vice Chairman JIOPM (Japan Institute of Plant Maintenance) kemudian dikenal sebagai bapak TPM.

22.      Apa manfaat penerapan Total Productive Maintenace (TPM)?

TPM mempunyai banyak manfaat diantaranya :
1.      Peningkatan produktivitas dengan menggunakan TPM akan meminimalkan kerugian-kerugian pada perusahaan.
2.      Meningkatkan kualitas dengan TPM, meminimalkan pada mesin atau peralatan dan down time mesin dengan metode terfokus.
3.      Waktu pengiriman ke konsumen dapat di tepati, karena produk yang tanpa gangguan akan lebih mudah di laksanakan.
4.      Kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja lebih baik
5.      Meningkatkan motivasi kerja, karena karyaman atau pekerja merasa lebih di hargai.








Sumber :


Rabu, 28 Maret 2018

Pengertian maintenance



·     Pengertian Maintenance
Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Di dalam praktek-praktek maintenance masa lalu dan saat ini di baik sektor swasta dan pemerintahan mengartikan maintenance itu adalah suatu tindakan pemeliharaan mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui usia pakai dan kegagalan/kerusakan mesin.
Mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian pemeliharaan dan bagian produksinya. Karena bagian pemeliharaan dianggap yang memboroskan biaya, sedangkan bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang menghasilkan uang. Secara umum sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada peralatan produksi/mesin. 
·        Jenis-jenis Maintenance

1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)

Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.

2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)

Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala.Preventive Maintenance terdiri atas dua jenis,yaitu :
a.      Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
b.      Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitikberatkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).

3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)

            Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi dapat beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi tidak optimal).

·          Manfaat Maintenance

1.  Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2.  Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar,
3.  Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
4.  Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5.  Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan,

6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,

·         Contoh Penerapan Maintenance

1.      Inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan dan pemeriksaan secara berkala terhadap mesin/peralatan sesuai dengan rencana yang bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai fasilitas mesin/peralatan yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2.      Kegiatan teknik (enfineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan pengembangan komponen atau peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan komponen atau peralatan, juga berusaha mencegah terjadinya kerusakan.
3.      Kegiatan produksi
Kegiiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya yaitu dengan memperbaiki seluruh mesin/peralatan produksi.
4.      Kegiatan administrasi
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan mengenai biaya yang terjadi dalam melakukan kegiatan pemeliharaan , penyusunan planning dan scheduling, yaiyu rencana kapan kegiatan suatu mesin/peralatan tersebut harus diperiksa, disservice dan diperbaiki
5.      Pemeliharaan bangunan
Kegiatan pemeliharaan merupakan kegiatan yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.


Sumber :
http://www.academia.edu/24531310/PERENCANAAN_DAN_PENERAPAN_PREVENTIVE_MAINTENANCE_PERALATAN_LABORATORIUM
       - http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/02/seputar-pengertian-pemeliharaan.html