Manusia dan Cinta Kasih
Kali ini saya
akan membuat sebuah artikel tentang Manusia & Cinta Kasih. Manusia pada
hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang. Cinta itu
mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta
itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang
didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta
dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan
penderitaan yang luar biasa.
1. Pengertian Cinta
Kasih
Ada beberapa
pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu :
Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat
suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu
hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta.
Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta
dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan,
yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau
yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah
kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983:
24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama
member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari
kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu,
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Sarlito W.
Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan,
keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada
jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara
digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan
kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh
dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak
ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana
cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan,
keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas
kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung
jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling
menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
2. Unsur-unsur Cinta
Cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki 3 unsur:
1.
Keterikatan
Adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas
untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada uang
sedikit beli hadiah untuk dia.
2. Keintiman
Adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa
antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti
bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang
dan sebagainya.makan sepiring berdua.
3. Kemesraan
Adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu
kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan
seterusnya.
Tidak semua
unsur cinta di atas sama kuatnya. Terkadang berbeda kadarnya. Kadang-kadang ada
yang keterikatannya sangat kuat tetapi keintiman atau kemesraannya kurang.
Cinta seperti ini mengandung kesetiaan yang kuat dan kecemburuan yang besar,
sehingga yang akan timbul dalam hubungan itu adalah dingin atau hambar karena
tidak ada kehangatan yang ditimbulkan oleh kemesraan dan keintiman. Ada juga
yang keintimannya sangat kuat tetapi keterikatan dan kemesraannya kuat,
sehingga yang terjadi adalah tidak memprioritaskan kepentingan pasangannya dan
itu biasanya menjadi permasalahan awal menuju perpisahan dan lain sebagainya
tergantung pasangan masing-masing.
3. Tiga Unsur Dalam Segitiga Cinta
Teori yang
dikemukakan oleh Robert J. Sternberg (1986) ini atau biasa disebut dengan The
Triangular Theory of Love menjelaskan bahwa cinta terdiri dari 3 komponen atau
unsur. Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
1. Intimacy
(Intimasi)
Intimasi adalah aspek emosi dari cinta. Intimasi sebagai perasaan
dalam suatu hubungan yang mendorong akan adanya kedekatan dan keterikatan.
Intimasi akan membuat hubungan menjadi lebih erat antara satu dan lainnya.
2. Passion
(Gairah)
Ini adalah sisi motivasi dari segitiga cinta itu. Sisi
gairah itu memiliki peran penting bagi perkembangan fisiologis dan keinginan
yang kuat untuk bersatu dengan orang yang kita cintai. Unsur ini berkaitan erat
dengan intimasi, keduanya saling bergantian muncul terlebih dahulu dalam suatu
hubungan percintaan.
3. Commitment
(Komitmen)
Komitmen adalah sisi kognitif dari cinta. Komitmen adalah
tekad untuk memelihara cinta. Komitmen ini bertumbuh mulai dari taraf nol saat
pertama kali bertemu dengan yang dicintai dan bertumbuh semakin saling mengenal
satu dengan lainnya. Kunci dari komitmen adalah saling mengenal dan menghargai.
4. Tingkatan Cinta
Didalam kitab
suci Al-qur’an ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa
manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan rendah.
Tingkatan cinta
tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 24
yang artinya :
Katakanlah : jka bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai ; adalah
lebih kamu cinta dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalanNya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat
tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah.
Cinta tingkat menengah adalah cinta kepad orang tua, anak, saudara, istri/suami
dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta
keluraga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Cinta yang terendah memiliki bentuk yang beraneka ragam misalnya
:
1. Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu
yang disembah selain Tuhan.
Dalam surat Al Baqarah, Allah berfirman :
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu
3. Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua,
anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal.
Hikamah cinta adalah sangat besar diantaranya yaitu :
Sesungguhnya cinta
itu adalah merupakan ujian yang sangat berat dan pahit dalam kehidupan manusia,
karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan.
Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa
manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam
melestarikan kehidupan lingkungan.
Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama didalam
kelanjutan hidup manusia, dalam kenal-mengenal antar mereka, juga untuk salng
memanfaatkan kemajuan bangsa.
Fenomena cinta, jka diperhatikan merupakan pengikat yang
paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat,
mengasihi sesama makhluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan
keselamatan di segala penjuru bumi.
5. Cinta Menurut
Ajaran Agama
Ada yang
berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta
sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan
manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang
mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri
dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa
kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1. Cinta Diri
Cinta diri erat
kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan
potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala
sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri,
mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini,
kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala
yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya
yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan
memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan
hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8).
“Diantara gejala
lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai
kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan,
atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh
karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya
cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati
batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang
lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.
2. Cinta kepada
Sesama Manusia
Agar manusia
dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya ,
ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada
dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa
kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta
kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu
Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak
berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari
gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan
zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi
segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian
ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya
pada orang lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan
masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan
dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat
kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan
faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara
tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual
melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan
jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu
bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri
seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan
fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan
kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu
jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan
dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa
antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,
kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan
peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta kebapakan
dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada
anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih
sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh
memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil – :
“Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama
orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta
kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan,
nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan
kepentingan mereka sndiri.
6. Cinta Kepada
Allah
Merupakan puncak
cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat
perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan
pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk
cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah,
mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah :
“Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS Ali
Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas
seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong
yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan
lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada
sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada
Rasul
Cinta kepada
rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki
peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal
sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat
luhur lainnya.
6. Bentuk-bentuk Cinta
Tiga Macam Bentuk-bentuk Cinta :
Eros, asal kata ini adalah dari dewa mitologi Yunani, Eros,
yang adalah dewa cinta. Eros adalah cinta manusia semata, yg diinspirasi oleh
sesuatu yang menarik dalam objeknya. Eros merupakan cinta yang tumbuh dari
seseorang kepada yang lain. Misalkan, Zen suka sama gw karna gw cantik. hehe…
misalkan lho, jangan sewot gituw ah. N faktor x lainnya yg berhubungan dengan
fisik sehingga menimbulkan gairah sex, seperti dalam Inggrisnya “Erotic”.
Storge – Storge
adalah ikatan alami antara ibu dan anak, bapak, anak-anak, dan sodara. William
Barclay menyebutkan, “kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan sodara
kita; darah lebih kental daripada air” (N.T. Words, 1974).
Philia, setingkat lebih tinggi dari eros, berhubungan kejiwa
daripada tubuh. Ini adalah cinta antar sahabat. Menyentuh kepribadian
manusia—intelektual, emosi, dan kehendak, melibatkan saling berbagi. Cinta yg
timbuh dari perhatian dan kebersamaan. Ada sedikit eros dalam philia. Kita
memilih teman karena kesenangan yang bisa kita dapatkan dari mereka. Ada
kualitas pribadi dalam mereka yang kita hargai, kepintaran dan ketertarikan
budaya, dan ekspresi diri yang saling memuaskan.
Tingkatan kasih
yg paling tinggi adalah Agape. Ini adalah kasih Tuhan, kasih yg tidak mencari
kesenangan sendiri, tapi senang memberi tanpa menuntut balas.
Cinta…terdiri dari
empat aspek, yaitu: Love, trust, respect, and honest. Cinta tanpa adanya unsur
Kepercayaan, Penghargaan, dan Kejujuran adalah suatu ketimpangan. Contohnya:
apabila kita mencintai orangtua kita, namun kita tidak mempunyai penghargaan
terhadap mereka, masihkah hal tersebut bisa dikatakan Cinta? Tentunya hanya
akan menjadi hal yang sia-sia dan menyakitkan bukan…Ataupun saat kita mencintai
pasangan kita, apakah itu bisa dikatakan Cinta saat hubungan itu tidak
dilandasi oleh adanya rasa percaya dan kejujuran dari masing-masing pihak?
7. Pengertian Kasih
Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta
yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam
berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian,
saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang
remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan
karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang,
dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya
pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang
orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari
kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan
terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
8. Kemesraan
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti
hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
9. Pemujaan
Pemujaan adalah
perwujudan cinta manusia terhadap Tuhan. Kecintaan manusia terhadap Tuhan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupaan manusia. Hal ini dikarenakan pemujaan kepada
Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupaan yang sebenarnya. Penyebab hal
tersebut terjadi karena Tuhan pecipta alam semesta. Seperti dalam surat
Al-furqan ayat 59-60 yang menyatakan: “dia yang menciptakan langit dan bumi
beserta apa-apanya diantara keduanya dalam 6 rangkaian masa, kemudian dia
bertahta diatas singgah sananya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya
tentang soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “bila
dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang Maha Pengasih.”
Kalau manusia
cinta kepada Tuhan karena Tuhan sungguh maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kecintaan manusia itu dimanivestasikan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan
agama,kepercayaan,kondisi dan situasi. Sembahyang dirumah, dimasjid,
digereja,dipura,dicandi, bahkan ditempat yang dianggap keramat merupakan
perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan. Oleh karena itu, pemujaan ini sebenarnya
karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal itu berarti manusia
mohon ampun atas segala dosanya,mohon perlindungan,mohon dilimpahkan
kebijaksanaan,dan sebagainya.
Pemujaan dapat
menimbulkan daya kreatifitas pecintanya dengan cara mencipta. Banyak kita temui
Arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa yang dipuja dalam kesenian pahat.
10. Belas Kasihan
Belas kasihan
adalah emosi manusia yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain. Rasa
belas kasihan membuat orang-orang merasa iba sehingga ingin menolong atau
memberikan sesuatu yang bisa membahagiakan atau meringankan beban orang-orang
yang mengalami kesulitan atau musibah.
11. Cinta Kasih
Erotis
Dalam cinta
kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama dan sebanding.
Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadapa orang lemah yang
tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara keduanya tetapi mempunyai
kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas hanya seorang saja.
Berlawanan dengan 2 jenis cinta kasih diatas adalah cinta kasih erotis yaitu
kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya
Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari
Cinta kasih dan sayang.
Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan,
keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama
lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi
antara keduanya terdapat perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian
tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk
mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah
kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan,
apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan
yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat
menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi pembaca dan bila
terdapat kesalahan mohon untuk masukannya.
Referensi :
https://sintakusumasworowardhani.wordpress.com/2014/11/11/makalah-manusia-dan-cinta-kasihilmu-budaya-dasar/
https://dewirosdyana.wordpress.com/ilmu-budaya-dasar/bab-3-manusia-dan-cinta-kasih/
http://nurfitriapermatasari.blogspot.co.id/2015/04/manusia-dan-cinta-kasih-3-unsur-cinta.html
https://okhacool.wordpress.com/2009/01/17/3-macam-bentuk-bentuk-cinta/
https://yudhatri.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-cinta-kasih-kasih-sayang-kemesraan-dan-pemujaan/
https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/tag/cinta-kasih-erotis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar